Elisabeth Adriana Hinse Rieman-2B

Hari ini saya mengantarkan beberapa orang yang ingin menengok nisan Letnan Tionghoa pertama di Bandung yang beberapa hari lalu saya unggah di sini. Tidak banyak informasi baru yang saya dapatkan.

Di jalan pulang, saya mampir ke mata air Ci Guriang di sebelah utara Jl. Kebon Kawung. Bila nisan Letnan Tionghoa sudah menjadi bagian sebuah tembok rumah, maka di sini ada tiga nisan tua dari zaman Hindia Belanda yang terbengkalai. Ketiga nisan ini dipakai untuk pijakan dan papan cucian oleh warga sekitar mata air ini.

Dari ketiga batu nisan seukuran pintu rumah itu, dua di antaranya sudah terbelah dan tidak ada bekas jejak tulisan apapun di atasnya. Tapi, satu nisan masih memiliki inskripsi lengkap. Bentuk keseluruhan tulisan sangat sederhana, tidak ada ukiran-ukiran tambahan atau hiasan apapun.
Inilah yang terpahat pada batu nisan:

ELISABETH ADRIANA HINSE-RIEMAN
GEB. AMSTERDAM
9 MAART 1859
OVERL. BANDOENG
13 JANUARI 1903

Januari 1903, berarti usia nisan ini sudah lebih dari 111 tahun. Mungkin dia dulu terpajang di salah satu sudut kerkhof lama (Kebon Jahe) di Bandung yang lokasinya sekarang sudah dijadikan GOR Pajajaran. Mungkin nisan ini terlantar atau luput dari perhatian saat terjadi pemindahan kompleks makam dari Kebon Jahe Pajajaran ke kompleks makam Jl. Pandu sekarang. Entahlah…

Mencari tahu tentang siapa pemilik nama Elisabeth Adriana Hinse Rieman ini pun tidak mudah. Penelusuran arsip genealogi keluarga-keluarga Belanda di internet juga tidak atau belum banyak membantu. Saya hanya dapat menemukan satu nama yang mungkin saja berhubungan di situs http://www.pondes.nl/detail/i_d.php?inum=751839433. Di situs ini nama yang tercantum adalah Elisabeth Adriana Rieman dengan tahun lahir 1869. Di situs http://www.dommisse.nl/familie/php/people.php?person=06738 terdapat nama Elizabeth Adriana Rieman dengan keterangan tahun lahir 1863. Sementara di situs http://www.groenegraf.nl/wijkamplaan.php nama Elisabeth Adriana Rieman tercatat sebagai ibunda dari Maria Catharina Petronella Wilhelmina Hinse, sepertinya merupakan orang yang sama dengan yang tercantum pada situs pertama di atas.

Sementara hanya itu saja yang bisa saya sampaikan tentang nisan yang menjadi papan cuci ini. Semoga lain waktu bisa mendapatkan informasi-informasi baru tentang Elisabeth Adriana Hinse Rieman.

Elisabeth Adriana Hinse Rieman-3

Elisabeth Adriana Hinse Rieman-4

Update 26 Maret 2014, 20:03
Dari Steve Haryono di Belanda, saya mendapatkan cuplikan iklan koran Het Nieuws van de Dag ā€“ De Kleine Courant, tanggal 19 Januari 1903.

10013921_10203558755394529_75698703_n

Isinya kira-kira:
To deep sorrow for me and my children died the January 14 1.1. Bandung, my dearly beloved wife,
ELISABETH ADRIANA Rieman
Tjandi in Semarang
D. W. Hinse J.Hz.

Warmly beloved daughter and Sister,
ELISABETH ADRIANA RIEMAN
Wife of DW Hinse J.Hz., died January 14 1.1. Bandung
Amsterdam, Jan 16. 1903.
Most of name:
Wed. J. M. Rieman-Helman.
J. H. Hinse.
M. C. Hinse-Krabbendam

Nama suami yang tertera dalam iklan itu ternyata cukup menarik perhatian, D. W. Hinse J.Hz. Dari artikel terjemahan yang saya temukan di blog http://tjahjonorailway.blogspot.com/, D. W. Hinse J.Hz. datang ke Hindia Belanda pada bulan November 1902 dengan membawa rancang-bangun sebuah gedung, ia bertugas sebagai arsitek yang mengepalai pembangunan gedung Het Hoofdkantoor van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahaan Kereta Api Swasta di Semarang. Sekarang bekas gedung ini kita kenali sebagai Gedung Lawang Sewu di Semarang. (Judul asli artikel ini: Het Administratiegebouw der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij te Semarang, Nederlandsch-Indiƫ Oud en Nieuw, Volume 1 Number 1, May 1916. Diterjemahkan oleh: Tjahjono Rahardjo).

Het Hoofdkantoor van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij dibangun mulai tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Walaupun gedung kantor ini berada di Semarang (di ujung Bodjongweg atau sekarang Jl. Pemuda), Jawa Tengah, namun seluruh proses perancangannya sebenarnya dilakukan di Amsterdam, Belanda, oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B. J. Oudendag. Pada lembar rancangan terdapat keterangan bahwa denah bangunan dan seluruh kelengkapan gambar kerja telah dibuat dan ditandatangani di Amsterdam pada tahun 1903. https://docs.google.com/file/d/1AQRxKuzMwIbi7xuYPb7f0wFg6b8i1IGNHsznL4aknXn6gbMKFz12SO0pGMig/edit?pli=1

Rupanya lembar kerja itulah yang dibawa oleh D. W. Hinse J. Hz. Ke Hindia Belanda. Masih belum diketahui bagaimana nisan istri Hinse, Elisabeth Adriana Rieman bisa berada di Bandung. Steve Haryono yang sempat membuka arsip koran-koran lama, menyebutkan keterangan bahwa Hinse pindah ke Semarang. Mungkinkah Hinse dan keluarganya memang pernah tinggal di Bandung?

Suatu saat nanti, nisan papan cuci ini mungkin akan bercerita lebih banyak.
Damai untuk Elisabeth Adriana Hinse-Rieman.